Pasti sahabat Studio Literasi sudah familiar dengan nama R.A. Kartini. Yup, kalian pasti pernah mendengar lagu yang berjudul Ibu Kita Kartini karya WR. Supratman. Lantas, siapakah beliau sebenarnya? Apa yang diperjuangkan hingga setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini? Baca lebih lanjut biografi R.A Kartini, yuk!
Daftar Isi
Biografi R.A Kartini & Sejarah Perjuangannya
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau lebih dikenal dengan sebutan R.A. Kartini adalah sosok pahlawan wanita Indonesia yang lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah.
Putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati Jepara ini adalah keturunan bangsawan Jawa. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV yang menjadi bupati Demak merupakan bupati pertama yang memberikan pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Sementara Sosrokartono, kakak Kartini, adalah orang yang ahli di bidang bahasa dan bersekolah di ELS (European Lagere School) sampai umur 12 tahun.
Kartini hidup sebagai seorang perempuan lajang yang mandiri, memiliki semangat belajar tinggi, dan senang menyuarakan pendapat. Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa tulisan yang ia terbitkan, salah satunya adalah “Upacara Perkawinan pada Suku Koja” yang terbit di Hollandsche Lelie di umurnya yang ke-14 tahun.
Artikel Terkait
- Contoh Kalimat Fakta: Pengertian & Cara Mencarinya!by Amanda Rayta (Studio Literasi) on November 30, 2023 at 2:12 pm
Contoh Kalimat fakta merupakan salah satu kalimat yang hampir dapat kita jumpai di berbagai sumber, seperti artikel pada website, brosur, buku hingga tulisan pada layar televisi. Jika kalimat tersebut sesuai dengan apa yang terjadi dan dilakukan, maka dapat disebut sebagai kalimat fakta. Singkatnya, kalimat fakta itu kalimat yang menjelaskan bahwa hal tersebut benar-benar terjadi. Oh Artikel Contoh Kalimat Fakta: Pengertian & Cara Mencarinya! pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Contoh Kalimat Deskripsi, Cara Membuatnya & Kegunaannya!by Amanda Rayta (Studio Literasi) on November 29, 2023 at 2:51 pm
Selain mempelajari kalimat definisi, pada pelajaran Bahasa Indonesia kita juga mempelajari tentang kalimat lainnya. Salah satunya, kalimat deskripsi. Kalimat ini termasuk yang mudah untuk dipelajari serta dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari kita. Karena caranya dengan hanya melihat objeknya secara langsung. Kita sudah bisa mendeskripsikan dari berbagai unsur. Misal kalau makhluk hidup berupa fisik dan perilaku. Sedangkan, Artikel Contoh Kalimat Deskripsi, Cara Membuatnya & Kegunaannya! pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Kalimat Definisi: Pengertian Ahli, Cara Membuat & Contoh!by Aloysius Juhandi (Studio Literasi) on November 28, 2023 at 1:02 pm
Ada berbagai macam kalimat yang pernah kita pelajari pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satunya adalah kalimat definisi. Kalimat ini biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu objek atau topik yang kita bicarakan. Ternyata, kalimat ini memiliki pengertian yang lebih luas, yang bukan hanya sekadar pengertian dan contoh saja. Untuk lebih luasnya akan Studioliterasi akan membahasnya melalui Artikel Kalimat Definisi: Pengertian Ahli, Cara Membuat & Contoh! pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Cara Mempelajari Volume Kubus & Rumusnya!by Amanda Rayta (Studio Literasi) on November 27, 2023 at 3:40 pm
Ketika berada di kelas 5 dan 6 SD, kita mendapatkan materi mengenai bangun ruang , pada pelajaran Matematika. Materinya sudah lebih mendalam pembahasannya. Salah satunya, materi tentang menghitung volume. Materi ini merupakan salah satu materi yang bisa dibilang memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Maka tidak heran banyak yang tidak paham dan akhirnya pada saat Artikel Cara Mempelajari Volume Kubus & Rumusnya! pertama kali tampil pada Studio Literasi.
Kesenangannya pada pemikiran wanita Eropa membuatnya sering menulis surat kepada sahabat korespondensinya di Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon. Kartini menceritakan secara detail tentang pandangannya terhadap tradisi pernikahan yang dipaksa, pentingnya pendidikan bagi anak perempuan, hingga kasus poligami pada wanita Jawa.
Berawal dari diskusinya bersama Rosa dan seringnya membaca buku serta majalah Eropa, timbullah keinginan Kartini untuk memajukan perempuan pribumi yang dianggap berstatus sosial rendah karena keterbatasan pendidikan.
Tak lama kemudian, Kartini dijodohkan dengan seorang anak bupati Rembang yang pernah memiliki tiga istri, yaitu K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Alangkah beruntungnya Kartini, suaminya mengizinkannya mendirikan sekolah wanita. Hingga semakin lama, pemikiran Kartini pun semakin berkembang.
Kartini meninggal dunia di usia 25 tahun setelah melahirkan anaknya, Soesalit Djojoadhiningrat, tepatnya pada 17 September 1904. Setelah itu, surat-surat Kartini tersebut dikumpulkan oleh Rosa dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ atau dalam bahasa Belanda (Door Duisternis tot Licht).
Berkat perjuangan Kartini dalam mendirikan sekolah wanita, akhirnya didirikan pula ‘Sekolah Kartini’ di beberapa tempat seperti Surabaya, Semarang, Malang, Madiun, Yogyakarta, dan Cirebon.
Tak hanya itu, terbitnya surat-surat Kartini ini juga menarik perhatian bangsa Belanda. Adalah Van Deventer, seorang tokoh politik etis yang terkesan ketika membaca surat Kartini hingga ia tergerak untuk menulis resensi demi menyebarluaskan cita-cita Kartini yang sesuai dengan cita-citanya, yaitu memperjuangkan emansipasi wanita dan mengangkat derajat bangsa pribumi.
Buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’
Buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ yang merupakan kumpulan surat Ibu Kartini pertama kali diterbitkan pada tahun 1911. Surat-surat tersebut berbahasa Inggris dan diterjemahkan oleh Agnes L Symmers.
Buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ disusun oleh sahabat pena Kartini, Abendanon, yang pada saat itu memiliki kedudukan sebagai menteri direktur kebudayaan, agama, dan kerajinan Hindia Belanda.
Gagasan yang terselip dalam buku tersebut adalah tentang pandangan sosok Kartini yang mendapatkan pengetahuan modern dari bangsa Barat dan membuat pikirannya semakin terbuka terhadap kekangan sistem feodal dan kolonial yang menghambat kemajuan bangsa Indonesia.
Beberapa tulisan Kartini dalam surat tersebut adalah:
“Usaha kami memiliki dua tujuan, yaitu berusaha memajukan bangsa kami dan merintis jalan bagi kaum perempuan kami menuju keadaan yang lebih baik, lebih setara dengan martabat manusia” (Kartini kepada Nellie van Kol tahun 1901).
“Kami di sini memohon diusahakan pendidikan untuk anak perempuan, bukan karena kami menginginkan menjadi saingan laki-laki. Namun karena kami yakin akan berpengaruh besar bagi kaum perempuan, agar lebih cakap dalam melakukan kewajiban kodratnya, yaitu menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama” (Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya tahun 1901).
Tak hanya oleh Abendanon, ‘Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang juga pernah diterbitkan oleh beberapa orang dengan gaya penyajiannya yang berbeda-beda, antara lain Empat Saudara, Armijn Pane, Sulastin Sutrisno, dan Joost CotU.
Sikap yang Bisa Diteladani
R.A. Kartini adalah tokoh pahlawan nasional yang harus kita teladani, sebab tanpa perjuangannya mungkin kaum perempuan tidak bisa sekolah hingga ke jenjang yang tinggi. Beberapa sikap yang dapat diteladani dari biografi R.A Kartini adalah sebagai berikut.
1. Hidup sederhana dan mandiri
Kartini muda adalah seorang perempuan yang tetap rendah hati meskipun dirinya berasal dari keturunan bangsawan.
2. Menginspirasi orang lain
Jadilah orang yang selalu menginspirasi sekitar dengan perilaku dan tutur kata yang baik dalam segala hal.
3. Semangat belajar
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Kartini adalah sosok yang selalu semangat mempelajari sesuatu yang belum ia ketahui. Begitu pula dengan kalian, semangatlah dalam menuntut ilmu agar kelak bisa sukses dan meneruskan perjuangan ibu kita Kartini.
4. Berjiwa pemberani dan optimis
Jangan takut melakukan sesuatu apabila belum mencobanya. Kira-kira seperti itu sikap R.A. Kartini yang dapat kita ambil. Meskipun banyak yang menentangnya, namun ia tetap tidak putus asa dalam memperjuangkan kesetaraan wanita.
5. Menghormati orang tua
Sikap yang patut dicontoh dari sosok Kartini muda adalah kepatuhannya terhadap orang tua. Meskipun sering berbeda pendapat, namun ia tetap menghormati mereka.
Cara Memperingati Hari Kartini
Meskipun di rumah saja, ada banyak hal yang bisa kalian lakukan untuk tetap menghormati jasa R.A. Kartini. Berikut daftarnya.
1. Menulis puisi tentang Hari Kartini di media sosial
Jika kamu senang menulis, cobalah tulis puisi tentang Hari Kartini dan unggahlah di media sosial yang kamu punya. Dengan begitu, Anda akan menyebarkan semangat perjuangan Ibu Kartini.
2. Memberikan ucapan Hari Kartini kepada ibu
Ibu adalah sosok Kartini masa kini yang berperan besar dalam kehidupan kita. Jadi, dalam momentum ini, tak ada salahnya memberikan ucapan Hari Kartini pada ibu tercinta.
3. Mempersiapkan hadiah untuk orang spesial
Selain memberikan ucapan Hari Kartini, kamu juga dapat memberikan hadiah untuk Kartini masa kini yang ada di hidup kamu.
Lagu ‘Ibu Kita Kartini’
Untuk memperingati Hari Kartini, sahabat Studio Literasi bisa menyanyikan lagu nasional yang berjudul ‘Ibu Kita Kartini’ karya W.R. Supratman berikut.
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se-Indonesia
Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeja
Cita-citanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Se-Indonesia
Ibu kita Kartini
Penyuluh nadi
Penyulih bangsanya
Karena cintanya
Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia
Itulah biografi R.A Kartini dan kisah perjuangannya. Meskipun peringatan Hari Kartini tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, namun tak mengurangi esensi daripada makna Hari Kartini tersebut. Selamat Hari Kartini sahabat Studio Literasi!
Baca juga: 50 Ucapan Hari Guru Nasional
Tidak ada komentar