Halo, kawan studioliterasi! Hari ini kita akan belajar mengenai salah satu alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian tinggi nih! Untuk mengetahui panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur seperti mistar, roll meter, mikrometer sekrup dan jangka sorong. Dari beberapa jenis alat ukur dengan ketelitian yang berbeda tersebut, jenis dan macam benda lah yang menentukan ketelitian alat ukur yang dibutuhkan. Semakin kecil objek yang akan diukur, maka diperlukan ketelitian pengukuran yang tinggi dengan ukuran skala yang paling kecil.
Daftar Isi
Pengertian Jangka Sorong
Terdapat beberapa benda yang memerlukan alat khusus untuk mengukurnya, misalnya, ketika mengukur diameter bola, kelereng, cincin dan diameter luar maupun dalam tabung. Pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur khusus yang tingkat ketelitiannya tinggi.
Jangka sorong adalah alat dengan tingkat ketelitian tinggi yang berguna untuk mengukur jarak, kedalaman, juga diameter suatu benda.
Alat ini ditemukan oleh seorang ahli teknik berkebangsaan Perancis bernama Pierre Vernier. Itulah sebabnya ‘Vernier’ ditetapkan sebagai istilah nama skala dalam pengukuran alat ini.
Alat ini memiliki skala utama dalam cm (centimeter) atau inci dan skala nonius yang bernilai 1/10 mm. Dibandingkan dengan mistar, alat ukur ini memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi, yaitu 10 kali lebih akurat dengan nilai kurang lebih 0.05 mm dibandingkan mistar yang memiliki nilai kurang lebih 0.5 mm. Alat ini memiliki skala terkecil 0.1 mm yang memiliki arti bahwa alat ukur ini dapat mengukur panjang suatu benda dengan tingkat ketelitian 0.1 mm.
Artikel Terkait
Fungsi Jangka Sorong
- Untuk mengukur diameter/panjang/tebal sisi luar sebuah benda menggunakan rahang bagian bawah.
Contoh: diameter kelereng - Mengukur diameter/lebar sisi bagian dalam suatu benda dengan menggunakan rahang atas.
Contoh: diameter dalam cincin - Untuk mengukur kedalaman atau ketinggian sebuah benda, menggunakan tangkai luar.
Contoh: kedalaman tabung
Macam-Macam Jangka Sorong
Alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian tinggi ini memiliki beragam jenis, yaitu:
- Manual
Merupakan jenis dasar yang terdiri dari ketelitian 0.01mm, 0.02mm dan 0.05mm. Skala noniusnya terletak di bawah skala utama - Analog
Skala nonius terletak di dalam analog yang berbentuk jam yang mana satu putaran jarum besar sama dengan 1mm. - Digital
Sama dengan namanya, alat ini menunjukkan hasil pengukuran secara digital yang berarti pengguna tidak perlu untuk membaca dan menghitung hasilnya.
Bagian-bagian Jangka Sorong
Sebelum menggunakan alat ukur yang satu ini, alangkah baiknya apabila mengetahui bagian-bagiannya terlebih dahulu, seperti:
- Rahang terdiri dari rahang geser dan rahang tetap untuk mengukur panjang atau diameter benda. Sepasang rahang dalam untuk mengukur jarak dan sepasang rahang luar untuk mengukur diameter dalam benda.
- Pengunci rahang mengunci jangka pada skala tertentu agar tidak bergeser.
- Skala utama dalam ukuran cm/inci tercetak pada badan jangka sebagai penentu nilai ukur yang utama.
- Tangkai atau depth probe untuk mengukur kedalaman benda.
- Skala vernier/nonius sebagai penentu minor nilai ukur.
- Roda penggerak menggerakkan rahang pada skala yang sesuai.
Cara Menggunakan Jangka Sorong
Agar dapat mengukur sebuah benda dengan akurat maka kita perlu mengetahui cara yang tepat untuk menggunakan alat ukur tersebut. Berikut adalah cara menggunakan alat ini:
Untuk mengukur diameter luar benda:
- Buka pengunci rahang berlawanan dengan arah dengan jarum jam agar dapat digerakkan dan disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
- Gunakan bagian rahang dalam untuk mengukur panjang benda. Letakkan objek di antara rahang hingga kedua ujung rahang mengapit objek dengan sempurna.
- Rapatkan kembali pengunci rahang agar skala yang menunjukkan benda tidak bergeser.
- Terakhir, baca angka yang tertera.
Mengukur diameter dalam benda:
- Sama seperti tahapan sebelumnya, putarlah pengunci pada rahang untuk membuka pengunci.
- Rapatkan atau geser rahang hingga kedua sisinya hampir mendekati satu sama lain.
- Untuk mengukur diameter dalam suatu benda, misalnya diameter bagian dalam sebuah cincin, letakkan sepasang rahang pada rongga dalam benda tersebut.
- Geser rahang ke kanan hingga kedua sisi rahang menyentuh sisi cincin.
- Baca skala angka yang tertera.
Untuk mengukur kedalaman benda:
- Meletakkan jangka dengan posisi tegak dengan ujung yang berada di bawah.
- Meletakkan ujung jangka pada permukaan benda (misalnya tabung) yang akan diukur kedalamannya.
- Menggeser rahang geser ke bawah sehingga ujung batang dapat menyentuh dasar tabung.
Cara Membaca Jangka Sorong
Mengidentifikasi hasil pengukuran jarak dan diameter benda:
- Nilai ukur pada skala utama dapat dilihat pada nilai yang berada tepat di belakang nol pada skala nonius.
- Setelah menentukan nilai ukur pada skala utama, langkah selanjutnya adalan menentukan nilai pada skala nonius. Skala nonius dapat dilihat dari angka yang ditunjuk pada garis skala nonius yang berimpit lurus dengan skala utama.
- Kemudian hasil pengukuran panjang atau diameter benda dihitung dengan menjumlahkan nilai ukur skala utama dengan hasil nilai dari skala noniusnya.
Cara Menghitung Jangka Sorong:
Pada dasarnya, hanya dibutuhkan dua langkah cara pembacaan untuk menentukan hasil skala pengukurannya. Perhatikan contoh hasil skala yang ditunjukkan diatas:
- Dengan membaca skala utama: Perhatikan gambar diatas dengan seksama. Garis yang paling dekat dengan garis nol (pada skala vernier/nonius) adalah garis 10 cm. Maka hasil dari skala utama adalah 10 cm atau 100 mm.
- Dengan membaca skala vernier: Tentukan satu garis pada skala vernier/nonius yang yang tepat bertemu dan membentuk garis lurus oleh satu garis pada skala utama. Pada gambar diatas, diketahui bahwa satu garis pada skala vernier tersebut adalah 0,2 mm atau 0,02 cm.
Hasil akhir pengukuran = Skala Utama + Skala Nonius yang berimpit skala utama (skala terkecil x 0,01 cm) |
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir panjang/benda benda, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas, jumlahkan dengan menyesuaikan satuan panjang yang sama. Sehingga hasil pengukuran adalah sebesar 10 cm + 0,02 cm = 10,02 cm atau 10,02 cm.
Kelebihan dan Kekurangan Jangka Sorong
Jenis analog atau manual sudah biasa digunakan siswa dalam kegiatan praktikum di sekolah, adapun kelebihan dari jenis analog diantaranya:
- Memiliki kecermatan pembacaan yang tinggi antara 0.05 hingga 0.01 mm.
- Dapat mengukur diameter sisi luar benda.
- Bisa untuk mengukur diameter sisi dalam benda.
- Dapat mengukur kedalaman benda.
Kekurangan dari jenis ini diantaranya:
- Tidak bisa mengukur benda berukuran besar.
- Alat dapat memuai sehingga dapat menyebabkan pergeseran pada titik 0.
- Jangka rahang jangka berkontak langsung dengan benda kerja, maka ketidakakuratan pada kedua rahang jangka dapat terjadi karena goresan di salah satu rahang (tetap/ geser).
Perawatan pada Jangka Sorong
Salah faktor yang memungkinkan terjadinya kerusakan atau ketidakakuratan pada jangka sorong adalah ketidakstabilan suhu pada ruang penyimpanan, sehingga tempat dan teknik penyimpanan yang tidak tepat memungkinkan alat ini untuk memuai atau menyusut, terbentur dan tergores. Maka dari itu, menyimpannya harus pada suhu kamar dan tempat yang khusus atau pada kotak penyimpanan agar tidak terjadi pemuaian dan tergores.
Contoh Soal Jangka Sorong
- Ismah mengukur sebuah benda menggunakan Jangka Sorong. Skala utama pada alat tersebut menunjukkan angka 4 dan skala nonius pada angka 8. Tentukan hasil pengukuran yang dilakukan Ismah.
Jawab:
Skala utama = 4cm
Skala nonius = 0.8mm = 0.08cm
Hasil ukur = 4 + 0.08 = 4.08cm
Berapakah hasil dari pengukuran diatas?
Jawab:
Skala utama = 10cm
Skala nonius = 0.2mm = 0.02cm
Hasil akhir = 10 + 0.02 = 10.02cm
Hitunglah ukuran benda yang diukur!
Jawab:
Skala Utama = 6.8cm
Skala Nonius = 0.6mm = 0.06cm
Hasil pengukuran = 6.86cm
Itulah rangkuman mengenai jangka sorong. Bagaimana teman-teman? Apakah sekarang kalian sudah paham mengenai materi ini? Semoga bermanfaat ya! Jangan lupa untuk kunjungi artikel di studioliterasi lainnya. Sampai jumpa!
Tidak ada komentar