1. Kelas 10 Sejarah

Kerajaan Demak

Tahu kah kalian selain Samudera Pasai, kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan Islam di Indonesia sekaligus pertama di pulau Jawa?

Yup, sebelum berdirinya kesultanan Demak, pulau Jawa memang identik dengan kerajaan Hindu contohnya Majapahit, Singosari, Kediri, dan lain-lain.

Namun seiring banyaknya kerajaan Hindu yang mulai runtuh, Demak mulai menunjukkan keberadaannya.

Sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, tentunya kerajaan Demak memiliki pengaruh penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.

Artikel Terkait

  • Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am

    Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am

    Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita.  Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Pencemaran Tanah: Komponen Pencemar, Dampak, dan Penanganan
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 2:01 am

    Pencemaran tanah terjadi jika terdapat makhluk hidup, zat, maupun komponen lain ke dalam tanah hingga kualitas tanah menurun. Biasanya pencemaran tanah kerap terjadi akibat bahan kimia buatan manusia yang merubah lingkungan tanah. Apa saja sumber pencemaran tanah, dampak, dan cara menanganinya? Untuk mengetahuinya, simak artikel Studio Literasi kali ini hingga akhir, Kawan Literasi! Pencemaran Tanah Artikel Pencemaran Tanah: Komponen Pencemar, Dampak, dan Penanganan pertama kali tampil pada Studio Literasi.

  • Konjungsi: Ketahui Jenis-Jenis hingga Contoh Penggunaannya
    by Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 5, 2023 at 3:44 am

    Konjungsi lebih akrab disebut sebagai kata hubung. Konjungsi berfungsi menghubungkan dua klausa maupun frasa dalam sebuah kalimat agar saling berkesinambungan. Contoh paling umum yaitu dan, tetapi, maupun, sedangkan, dan lain sebagainya.  Namun tahukah Kawan Literasi jika konjungsi memiliki berbagai macam jenis dan penggunaannya yang berbeda? Simak artikel Studio Literasi kali ini hingga selesai untuk mengetahuinya Artikel Konjungsi: Ketahui Jenis-Jenis hingga Contoh Penggunaannya pertama kali tampil pada Studio Literasi.

Oleh karena itu tidak heran jika banyak peninggalan kerajaan yang ditemukan, salah satunya seperti masjid Agung Demak. 

Berjayanya kesultanan Demak hingga menjadi kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa ini tentu tak lepas dari peran penting raja-raja Demak. Siapa saja kah raja-raja Demak tersebut?

Nah, di kesempatan ini, studioliterasi akan membahas tentang kerajaan Demak mulai dari sejarah, masa kejayaan, masa kemunduran, raja-raja yang memimpin, hingga peninggalan kerajaan.

Yuk, langsung saja kita simak materi berikut ini!

Sejarah Kerajaan Demak 

Pada awalnya, wilayah kesultanan Demak merupakan bagian dari kekuasaan Majapahit.

Di abad ke-15, Majapahit mulai runtuh hingga membuat satu per satu daerah di bawah kekuasaannya melepaskan diri termasuk Kadipaten Demak. 

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada abad ke-15 tepat setelah Majapahit mengalami kemunduran.

Raden Patah adalah keturunan terakhir Majapahit yaitu putra dari raja Brawijaya V yang menikah dengan putri Campa. Semasa mudanya, Raden Patah belajar Islam dengan Sunan Ampel sebagai pembimbingnya.

Oleh sebab itu, melalui kepemimpinan Raden Patah sebagai sultan pertama dan peran serta wali songo ini lah kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran Islam di kawasan Nusantara. 

Wali Songo atau sembilan wali yang mendukung pemerintahan Raden Patah diantaranya:

  1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
  2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
  3. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
  4. Sunan Drajat (Masih Munat)
  5. Sunan Giri (Raden Paku)
  6. Sunan Muria (Raden Said)
  7. Sunan Kudus (Jafar Shodiq)
  8. Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
  9. Sunan Gunung Jati (Fatahillah)

Letak Kerajaan Demak 

Pusat kesultanan Demak awalnya terletak di Bintoro Demak, Jawa Tengah. Kemudian saat Raden Mukmin berkuasa, pusat wilayah dipindah ke Prawata, Pati.

Terakhir, setelah Arya Panangsang wafat, ibukota kerajaan dipindah dari Demak ke daerah Pajang. 

Masa Kejayaan Kerajaan Demak

Di  tahun 1521 Adipati Unus wafat. Kemudian, tahta kerajaan diserahkan kepada adiknya, yakni Sultan Treggono.

Sultan Trenggono memerintah dari tahun 1521 hingga 1546. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggono lah Kerajaan Demak berhasil mencapai puncak kejayaannya.

Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, wilayah Demak sangat luas meliputi sebagian Jawa, Kalimantan Selatan, Palembang, serta daerah di sekitar Selat Malaka.

Sultan memperluas wilayahnya dengan cara menaklukkan beberapa daerah. Contohnya pada tahun 1527,  Demak berhasil menaklukkan kerajaan Daha yang merupakan kerajaan Hindu terakhir di Jawa Timur.

Kemudian pada tahun 1546, Sultan Trenggono berhasil menguasai Madiun dan Singosari. Akan tetapi, beliau wafat ketika ingin menaklukkan Pasuruan. 

Runtuhnya Kerajaan Demak

Setelah Sultan Trenggono wafat, timbul kekacuan berupa perang saudara untuk memperebutkan tahta kerajaan.

Panembahan Prawoto I (Sunan Prawoto) yang merupakan anak Sultan Trenggono membunuh adik tiri ayahnya, yaitu Raden Kikin agar ia naik tahta.

Akhirnya  Sultan Mukmin pun berhasil menjadi raja Demak keempat. Kemudian, putra Raden Kikin yang bernama Arya Penangsang berniat merebut tahta Demak dari Sultan Mukmin dengan dukungan Sunan Kudus.

Ia juga mengutus anak buahnya yaitu Rangkud guna membalas dendam atas kematian sang ayah. 

Keberhasilan Arya Penangsang naik tahta tidak disukai oleh Pangeran Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Joko Tingkir adalah menantu Sultan Trenggono.

Pada tahun 1554, Joko Tingkir selaku Adipati Pajang melakukan pemberontakan untuk merebut kekuasaan kerajaan Demak dari Arya Penangsang. 

Dalam pemberontakan tersebut, Arya Penangsang tewas dibunuh Sutawijaya yang tak lain adalah anak angkat Joko Tingkir. 

Masa kerajaan Demak pun berakhir dengan terbunuhnya Arya Penangsang. Kemudian di tahun 1568, Joko Tingkir memindahkan ibu kota kerajaan dari Demak ke Pajang. 

Raja-Raja Kerajaan Demak

  1. Raden Patah (1500-1518)

Raden Patah adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan  Demak. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Demak tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Itu semua karena keturunan terakhir Majapahit ini mendapat dukungan dari Wali Songo.

Untuk memperluas pengaruh sekaligus kekuasaannya, pada tahun 1512 Raden Patah mengirim pasukan yang dipimpin oleh Adipati Unus untuk mengusir Portugis dari Malaka.

Saat itu Demak juga berhasil menguasai banyak pelabuhan penting di Jawa seperti pelabuhan Jepara, Tuban, Gresik, Sedayu, serta Jaratan. .

  1. Pati Unus (1518-1521)

Di tahun 1518 Raden Patah wafat yang kemudian digantikan oleh Adipati Unus. Pati Unus dikenal sebagai sosok panglima perang yang gagah dan berani.

Beliau memiliki jasa besar atas kemenangan Demak dalam perang melawan Portugis di Malaka.

Karena perjalanannya ke Malaka yang letaknya di sebelah Utara Demak ini, Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. 

Sayangnya masa pemerintahan Pati Unus hanya berlangsung selama 3 tahun. Di tahun 1521 beliau gugur dalam pertempuran di Malaka.

  1. Sultan Trenggono (1521-1546)

Begitu Adipati Unus wafat, tahta kerajaan jatuh kepada adiknya yaitu Sultan Trenggono. Berkat raja yang gagah berani serta bijaksana ini lah  Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya. 

Pada masa itu wilayah kekuasaan Demak meliputi sebagian Jawa, Kalimantan Selatan, Palembang, dan daerah sekitar Selat Malaka.

Bahkan adik kandung Adipati Unus ini juga berhasil menaklukkan kerajaan Daha, daerah Madiun hingga Singosari.

Di tahun 1546 Sultan Trenggono wafat dalam sebuah pertempuran di Pasuruan. Wafatnya beliau menjadi awal mula Kerajaan Demak mengalami kemunduran.

  1. Panembahan Prawoto I (1546-1547)

Panembahan Prawoto I atau Sunan Prawoto bernama asli Raden Mukmin. Beliau adalah anak sulung Sultan Trenggono. 

Raden Mukmin memiliki ambisi sangat besar untuk meneruskan usaha ayahnya dalam menaklukkan Pulau Jawa. Ambisi itu membuatnya mengirim utusan untuk membunuh Raden Kikin agar ia naik tahta.

Raden Mukmin bercita-cita ingin mengislamkan seluruh Jawa dan berkuasa seperti Sultan Turki. Tetapi, cita-cita tersebut tidak pernah terwujud.

Hal itu terjadi karena beliau lebih sibuk sebagai ulama ketimbang mempertahankan kekuasaan.

Sayangnya masa pemerintahan Panembahan Prawoto I hanya berlangsung sebentar, yaitu 1 tahun.

Di tahun 1547 ia tewas dibunuh anak buah Arya Penangsang sebagai pembalasan dendam atas kematian sang ayah, yaitu Raden Kikin. 

  1. Arya Penangsang 

Arya Penangsang berhasil naik tahta dan menjadi raja Demak kelima. Pada masa pemerintahannya ini, tepatnya pada tahun 1554, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Hadiwijaya (Joko Tingkir)

Dalam pemberontakan tersebut, Arya Penangsang tewas dibunuh Sutawijaya yang merupakan anak angkat Joko Tingkir. Atas meninggalnya beliau, maka berakhir lah era kerajaan Demak.

Peninggalan Kerajaan Demak

Peninggalan Kerajaan Demak
Peninggalan Kerajaan Demak, Foto Oleh guratgarut com
  1. Masjid Agung Demak

Masjid ini didirikan oleh Wali Songo pada era pemerintahan Raden Patah. Bukti sejarah ini merupakan peninggalan utama dari Kerajaan Demak. 

  1. Piring Campa

Piring Campa berjumlah 65 buah yang merupakan pemberian dari ibu Raden Patah, seorang putri dari Campa. Piring berikut sebagian dipasang di dinding dan tempat imam masjid sebagai hiasan.

  1. Pintu Bledeg 

Pintu Bledeg atau pintu petir dibuat oleh Ki Ageng Selo (Syekh Abdur Rahman). Di pintu tersebut Ki Ageng Selo melukis dua kebudayaan, yaitu Majapahit serta Cina.

  1. Saka Tatal

Di dalam masjid agung Demak terdapat 4 tiang utama yang disebut Saka Tatal. Saka Tatal tersebut melambangkan persatuan.

Keempat tiang itu dibuat oleh empat Wali Songo yaitu Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunungjati.

  1. Bedug dan Kentongan

Bedug dan kentongan di dalam masjid agung merupakan karya Wali Songo. Kedua benda tersebut digunakan untuk memanggil warga sekitar agar melaksanakan sholat.

  1. Dampar Kencana

Dahulu Dampar Kencana digunakan sebagai singgasana sultan-sultan Demak. Namun saat ini dialih fungsikan sebagai mimbar khutbah.

Nah kawan-kawan, itu lah tadi pembahasan mengenai Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Pendirinya adalah keturunan terakhir Majapahit yaitu Raden Patah. Dimana mencapai kejayaan di masa pemerintahan Sultan Trenggono.

Berkat kegigihan serta keberanian Sultan lah wilayah kerajaan mencapai berbagai daerah seperti Madiun, Singosari, Palembang, Kalimantan Selatan, hingga Malaka.

Namun, begitu Sultan Trenggono wafat, Demak mulai runtuh akibat perang saudara memperebutkan tahta kerajaan yang berlangsung cukup lama. 

Peninggalan-peninggalan bersejarahnya yang masih bisa dinikmati yaitu Masjid Agung Demak, Piring Campa, Pintu Bledeg, Saka Tatal, Bedug dan Kentongan, serta Dampar Kencana.

Jika kalian ingin melihat bukti eksistensi kerajaan bercorak Islam berikut secara langsung, kawan-kawan bisa mengunjungi masjid Agung Demak yang letaknya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. 

Baiklah,  sekian dulu ya pembahasan kita kali ini. Sampai jumpa di pembahasan-pembahasan berikutnya. Semangat!

Baca juga Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Kerajaan Demak

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Untuk menyelenggarakan kegiatan lingkup negara maupun daerah, pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, Undang-Undang di Indonesia telah mengatur pengelolaan dana melalui APBN dan APBD. Meskipun sama-sama bertujuan untuk mengatur pendanaan, keduanya juga memiliki perbedaan dalam hal sumber serta fungsinya. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel kali ini hingga selesai, ya, Kawan Literasi! […]
    Halo kawan literasi, akhirnya kita akan berjumpa lagi. By the way, pernahkah kalian membeli snack atau ice cream dari supermarket lalu terlintas kalian berpikir plastik itu terbuat dari apa? Kemudian saat kalian memasak, kalian pasti heran mengapa pegangan alat masak terasa begitu solid dan ringan? Peristiwa-peristiwa di atas merupakan contoh dari kegunaan polimer dalam kehidupan […]

    Trending

    Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris.  Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama […]
    Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa […]
    Kerajaan Kediri dikenal dengan nama Kerajaan Panjalu. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke-12 tahun 1042-1222. Berada di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur, dahulu kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno dengan corak Hindu. Bagaimana kehidupan masa kerajaan ini berdiri dan apa penyebab keruntuhannya? Simak artikel kali ini hingga selesai! Awalnya, kerajaan ini adalah hasil […]
    Sebagai makhluk sosial, manusia tentu melakukan interaksi sosial. Nah, untuk bisa hidup dengan teratur, perlu sistem yang dapat mengaturnya, yaitu lembaga sosial. Institusi seperti sekolah, perusahaan, bahkan keluarga pun merupakan bentuk dari lembaga sosial.  Menurut Koentjaraningrat, pengertian lembaga sosial adalah sistem tata kelakuan dan relasi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan hidup ini mencakup […]