Tahu kah kalian selain Samudera Pasai, kerajaan Demak adalah salah satu kerajaan Islam di Indonesia sekaligus pertama di pulau Jawa?
Daftar Isi
Yup, sebelum berdirinya kesultanan Demak, pulau Jawa memang identik dengan kerajaan Hindu contohnya Majapahit, Singosari, Kediri, dan lain-lain.
Namun seiring banyaknya kerajaan Hindu yang mulai runtuh, Demak mulai menunjukkan keberadaannya.
Sebagai kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, tentunya kerajaan Demak memiliki pengaruh penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Artikel Terkait
Oleh karena itu tidak heran jika banyak peninggalan kerajaan yang ditemukan, salah satunya seperti masjid Agung Demak.
Berjayanya kesultanan Demak hingga menjadi kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa ini tentu tak lepas dari peran penting raja-raja Demak. Siapa saja kah raja-raja Demak tersebut?
Nah, di kesempatan ini, studioliterasi akan membahas tentang kerajaan Demak mulai dari sejarah, masa kejayaan, masa kemunduran, raja-raja yang memimpin, hingga peninggalan kerajaan.
Yuk, langsung saja kita simak materi berikut ini!
Sejarah Kerajaan Demak
Pada awalnya, wilayah kesultanan Demak merupakan bagian dari kekuasaan Majapahit.
Di abad ke-15, Majapahit mulai runtuh hingga membuat satu per satu daerah di bawah kekuasaannya melepaskan diri termasuk Kadipaten Demak.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada abad ke-15 tepat setelah Majapahit mengalami kemunduran.
Raden Patah adalah keturunan terakhir Majapahit yaitu putra dari raja Brawijaya V yang menikah dengan putri Campa. Semasa mudanya, Raden Patah belajar Islam dengan Sunan Ampel sebagai pembimbingnya.
Oleh sebab itu, melalui kepemimpinan Raden Patah sebagai sultan pertama dan peran serta wali songo ini lah kesultanan Demak menjadi pusat penyebaran Islam di kawasan Nusantara.
Wali Songo atau sembilan wali yang mendukung pemerintahan Raden Patah diantaranya:
- Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
- Sunan Ampel (Raden Rahmat)
- Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)
- Sunan Drajat (Masih Munat)
- Sunan Giri (Raden Paku)
- Sunan Muria (Raden Said)
- Sunan Kudus (Jafar Shodiq)
- Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid)
- Sunan Gunung Jati (Fatahillah)
Letak Kerajaan Demak
Pusat kesultanan Demak awalnya terletak di Bintoro Demak, Jawa Tengah. Kemudian saat Raden Mukmin berkuasa, pusat wilayah dipindah ke Prawata, Pati.
Terakhir, setelah Arya Panangsang wafat, ibukota kerajaan dipindah dari Demak ke daerah Pajang.
Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Di tahun 1521 Adipati Unus wafat. Kemudian, tahta kerajaan diserahkan kepada adiknya, yakni Sultan Treggono.
Sultan Trenggono memerintah dari tahun 1521 hingga 1546. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggono lah Kerajaan Demak berhasil mencapai puncak kejayaannya.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, wilayah Demak sangat luas meliputi sebagian Jawa, Kalimantan Selatan, Palembang, serta daerah di sekitar Selat Malaka.
Sultan memperluas wilayahnya dengan cara menaklukkan beberapa daerah. Contohnya pada tahun 1527, Demak berhasil menaklukkan kerajaan Daha yang merupakan kerajaan Hindu terakhir di Jawa Timur.
Kemudian pada tahun 1546, Sultan Trenggono berhasil menguasai Madiun dan Singosari. Akan tetapi, beliau wafat ketika ingin menaklukkan Pasuruan.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Setelah Sultan Trenggono wafat, timbul kekacuan berupa perang saudara untuk memperebutkan tahta kerajaan.
Panembahan Prawoto I (Sunan Prawoto) yang merupakan anak Sultan Trenggono membunuh adik tiri ayahnya, yaitu Raden Kikin agar ia naik tahta.
Akhirnya Sultan Mukmin pun berhasil menjadi raja Demak keempat. Kemudian, putra Raden Kikin yang bernama Arya Penangsang berniat merebut tahta Demak dari Sultan Mukmin dengan dukungan Sunan Kudus.
Ia juga mengutus anak buahnya yaitu Rangkud guna membalas dendam atas kematian sang ayah.
Keberhasilan Arya Penangsang naik tahta tidak disukai oleh Pangeran Hadiwijaya atau Joko Tingkir. Joko Tingkir adalah menantu Sultan Trenggono.
Pada tahun 1554, Joko Tingkir selaku Adipati Pajang melakukan pemberontakan untuk merebut kekuasaan kerajaan Demak dari Arya Penangsang.
Dalam pemberontakan tersebut, Arya Penangsang tewas dibunuh Sutawijaya yang tak lain adalah anak angkat Joko Tingkir.
Masa kerajaan Demak pun berakhir dengan terbunuhnya Arya Penangsang. Kemudian di tahun 1568, Joko Tingkir memindahkan ibu kota kerajaan dari Demak ke Pajang.
Raja-Raja Kerajaan Demak
- Raden Patah (1500-1518)
Raden Patah adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Demak. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, Demak tumbuh dan berkembang dengan pesat.
Itu semua karena keturunan terakhir Majapahit ini mendapat dukungan dari Wali Songo.
Untuk memperluas pengaruh sekaligus kekuasaannya, pada tahun 1512 Raden Patah mengirim pasukan yang dipimpin oleh Adipati Unus untuk mengusir Portugis dari Malaka.
Saat itu Demak juga berhasil menguasai banyak pelabuhan penting di Jawa seperti pelabuhan Jepara, Tuban, Gresik, Sedayu, serta Jaratan. .
- Pati Unus (1518-1521)
Di tahun 1518 Raden Patah wafat yang kemudian digantikan oleh Adipati Unus. Pati Unus dikenal sebagai sosok panglima perang yang gagah dan berani.
Beliau memiliki jasa besar atas kemenangan Demak dalam perang melawan Portugis di Malaka.
Karena perjalanannya ke Malaka yang letaknya di sebelah Utara Demak ini, Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.
Sayangnya masa pemerintahan Pati Unus hanya berlangsung selama 3 tahun. Di tahun 1521 beliau gugur dalam pertempuran di Malaka.
- Sultan Trenggono (1521-1546)
Begitu Adipati Unus wafat, tahta kerajaan jatuh kepada adiknya yaitu Sultan Trenggono. Berkat raja yang gagah berani serta bijaksana ini lah Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya.
Pada masa itu wilayah kekuasaan Demak meliputi sebagian Jawa, Kalimantan Selatan, Palembang, dan daerah sekitar Selat Malaka.
Bahkan adik kandung Adipati Unus ini juga berhasil menaklukkan kerajaan Daha, daerah Madiun hingga Singosari.
Di tahun 1546 Sultan Trenggono wafat dalam sebuah pertempuran di Pasuruan. Wafatnya beliau menjadi awal mula Kerajaan Demak mengalami kemunduran.
- Panembahan Prawoto I (1546-1547)
Panembahan Prawoto I atau Sunan Prawoto bernama asli Raden Mukmin. Beliau adalah anak sulung Sultan Trenggono.
Raden Mukmin memiliki ambisi sangat besar untuk meneruskan usaha ayahnya dalam menaklukkan Pulau Jawa. Ambisi itu membuatnya mengirim utusan untuk membunuh Raden Kikin agar ia naik tahta.
Raden Mukmin bercita-cita ingin mengislamkan seluruh Jawa dan berkuasa seperti Sultan Turki. Tetapi, cita-cita tersebut tidak pernah terwujud.
Hal itu terjadi karena beliau lebih sibuk sebagai ulama ketimbang mempertahankan kekuasaan.
Sayangnya masa pemerintahan Panembahan Prawoto I hanya berlangsung sebentar, yaitu 1 tahun.
Di tahun 1547 ia tewas dibunuh anak buah Arya Penangsang sebagai pembalasan dendam atas kematian sang ayah, yaitu Raden Kikin.
- Arya Penangsang
Arya Penangsang berhasil naik tahta dan menjadi raja Demak kelima. Pada masa pemerintahannya ini, tepatnya pada tahun 1554, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Adipati Hadiwijaya (Joko Tingkir)
Dalam pemberontakan tersebut, Arya Penangsang tewas dibunuh Sutawijaya yang merupakan anak angkat Joko Tingkir. Atas meninggalnya beliau, maka berakhir lah era kerajaan Demak.
Peninggalan Kerajaan Demak

- Masjid Agung Demak
Masjid ini didirikan oleh Wali Songo pada era pemerintahan Raden Patah. Bukti sejarah ini merupakan peninggalan utama dari Kerajaan Demak.
- Piring Campa
Piring Campa berjumlah 65 buah yang merupakan pemberian dari ibu Raden Patah, seorang putri dari Campa. Piring berikut sebagian dipasang di dinding dan tempat imam masjid sebagai hiasan.
- Pintu Bledeg
Pintu Bledeg atau pintu petir dibuat oleh Ki Ageng Selo (Syekh Abdur Rahman). Di pintu tersebut Ki Ageng Selo melukis dua kebudayaan, yaitu Majapahit serta Cina.
- Saka Tatal
Di dalam masjid agung Demak terdapat 4 tiang utama yang disebut Saka Tatal. Saka Tatal tersebut melambangkan persatuan.
Keempat tiang itu dibuat oleh empat Wali Songo yaitu Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, serta Sunan Gunungjati.
- Bedug dan Kentongan
Bedug dan kentongan di dalam masjid agung merupakan karya Wali Songo. Kedua benda tersebut digunakan untuk memanggil warga sekitar agar melaksanakan sholat.
- Dampar Kencana
Dahulu Dampar Kencana digunakan sebagai singgasana sultan-sultan Demak. Namun saat ini dialih fungsikan sebagai mimbar khutbah.
Nah kawan-kawan, itu lah tadi pembahasan mengenai Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Pendirinya adalah keturunan terakhir Majapahit yaitu Raden Patah. Dimana mencapai kejayaan di masa pemerintahan Sultan Trenggono.
Berkat kegigihan serta keberanian Sultan lah wilayah kerajaan mencapai berbagai daerah seperti Madiun, Singosari, Palembang, Kalimantan Selatan, hingga Malaka.
Namun, begitu Sultan Trenggono wafat, Demak mulai runtuh akibat perang saudara memperebutkan tahta kerajaan yang berlangsung cukup lama.
Peninggalan-peninggalan bersejarahnya yang masih bisa dinikmati yaitu Masjid Agung Demak, Piring Campa, Pintu Bledeg, Saka Tatal, Bedug dan Kentongan, serta Dampar Kencana.
Jika kalian ingin melihat bukti eksistensi kerajaan bercorak Islam berikut secara langsung, kawan-kawan bisa mengunjungi masjid Agung Demak yang letaknya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Baiklah, sekian dulu ya pembahasan kita kali ini. Sampai jumpa di pembahasan-pembahasan berikutnya. Semangat!
Baca juga Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Tidak ada komentar