Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan besar di Indonesia. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan figur Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Mereka merupakan beberapa tokoh yang penting pada masa kerajaan Majapahit.
Daftar Isi
Kerajaan ini adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir di tanah Nusantara yang terbentuk pada abad ke-13. Bagaimana sejarah Kerajaan Majapahit hingga mencapai kejayaannya? Siapa pula tokoh pentingnya? Simak artikel Studio Literasi keli ini hingga selesai untuk tahu jawabannya.
Latar Belakang Sejarah
Jayakatwang menyerang Kertanegara dan meninggal karena serangan tersebut pada 1292, kemudian Raden Wijaya berhasil lolos melarikan diri dengan Aria Wirajaya ke Sumenep, Madura. Lalu, Raden Wijaya pun berstrategi untuk mendirikan kerajaan baru. Raden Wijaya izin kepada Jayakatwang untuk membuka lahan baru, lalu dengan bantuan tentaranya dan pasukan Madura, lahan tersebut dibersihkan dan ditempati. Penamaan Majapahit sendiri diambil dari buah Maja yang rasanya pahit.
Di bulan November tahun 1292, rombongan kerajaan Mongol mendatangi Tuban untuk membalas perbuatan Kertanegara yang mempermalukan Rajanya, namun Kertanegara sudah meninggal. Raden Wijaya pun bersekutu dengan pasukan Mongol untuk melawan Singosari. Lalu, Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol hingga pasukan itu pergi dari Jawa.
Artikel Terkait
- Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnyaby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am
Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYDby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am
Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita. Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Pencemaran Tanah: Komponen Pencemar, Dampak, dan Penangananby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 2:01 am
Pencemaran tanah terjadi jika terdapat makhluk hidup, zat, maupun komponen lain ke dalam tanah hingga kualitas tanah menurun. Biasanya pencemaran tanah kerap terjadi akibat bahan kimia buatan manusia yang merubah lingkungan tanah. Apa saja sumber pencemaran tanah, dampak, dan cara menanganinya? Untuk mengetahuinya, simak artikel Studio Literasi kali ini hingga akhir, Kawan Literasi! Pencemaran Tanah Artikel Pencemaran Tanah: Komponen Pencemar, Dampak, dan Penanganan pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Konjungsi: Ketahui Jenis-Jenis hingga Contoh Penggunaannyaby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 5, 2023 at 3:44 am
Konjungsi lebih akrab disebut sebagai kata hubung. Konjungsi berfungsi menghubungkan dua klausa maupun frasa dalam sebuah kalimat agar saling berkesinambungan. Contoh paling umum yaitu dan, tetapi, maupun, sedangkan, dan lain sebagainya. Namun tahukah Kawan Literasi jika konjungsi memiliki berbagai macam jenis dan penggunaannya yang berbeda? Simak artikel Studio Literasi kali ini hingga selesai untuk mengetahuinya Artikel Konjungsi: Ketahui Jenis-Jenis hingga Contoh Penggunaannya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
Raden Wijaya pun membangun Kerajaan Majapahit dengan pusatnya di daerah Trowulan, Jawa Timur, yang saat ini menjadi Kabupaten Mojokerto.
Baca juga: Sejarah Sumpah Pemuda, Isi Teks, dan Maknanya bagi Pelajar
Raja-Raja Kerajaan Majapahit
Berikut ini adalah beberapa raja yang memimpin selama Kerajaan Majapahit masih berdiri:
1. Raden Wijaya

Raden Wijaya adalah sosok yang mendirikan Kerajaan Majapahit serta berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Timur. Ia berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang hendak menyerang pulau Jawa, kemudian diangkat menjadi raja pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Pemerintahannya berlangsung dari 1293 M – 1309 M.
2. Jayanegara

Setelah Raden Wijaya wafat, tahta kerajaan kemudian jatuh ke Jayanegara yang merupakan putra Raden Wijaya. Jayanegara terkenal kejam dan licik. Namun, Jayanegara berhasil melakukan perluasan wilayah kekuasaan hingga Sumatra. Masa kekuasaannya yaitu dimulai dari 1309 M hingga 1328 M.
3. Tribhuwana Wijayatunggadewi

Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah pemimpin kerajaan wanita pertama setelah ayahnya wafat. Ia juga merupakan putri Raden Wijaya. Ia memimpin Kerajaan Majapahit bersama dengan suaminya, Raden Wijaya II serta berhasil melebarkan kekuasaan ke Bali dan Maluku. Masa kekuasaannya berlangsung selama 22 tahun, sejak 1328 M sampai 1350 M.
4. Hayam Wuruk

Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit yang paling dikenal dan mencapai puncak kejayaan kerajaan Majapahit. Masa kekuasaannya adalah sekitar 40 tahun, dari 1350 M hingga 1389 M. Berkat keahliannya berdiplomasi, Ia berhasil menjalin hubungan baik dengan negara tetangga seperti Cina, serta memperluas daerah kekuasaan hingga Kalimantan, Sumatra, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Papua Nugini.
5. Wikramawardhana

Menjabat dari 1389-1429 M, Wikramawardhana memerintah setelah wafatnya Hayam Wuruk. Selama 40 tahun masa jabatannya, Ia dikenal sebagai raja yang mampu memperkuat Majapahit dari sektor ekonomi dan perdagangan. Meski begitu, Ia kalah saat melawan kerajaan Demak di akhir masa jabatannya, sehingga Majapahit pun mengalami kemunduran.
Baca juga: Kerajaan Demak
Perkembangan dan Masa Kejayaan
Pada masa kerajaan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan sumpahnya untuk menyatukan Nusantara, yaitu dikenal dengan “Sumpah Palapa”. Cara militer maupun diplomasi juga ditempuh untuk melaksanakan sumpah tersebut agar dapat menguasai daerah-daerah lain.
Majapahit pun berusaha berdiplomasi dengan Kerajaan Sunda. Kesempatan pun datang saat putri Raja Sunda, Dyah Pitaloka akan menikah dengan Hayam Wuruk. Raja Sunda beserta rombongannya pun berangkat ke Majapahit. Saat itulah Gajah Mada berstrategi dengan menafsirkan kedatangan Kerajaan Sunda itu adalah pernyataan tunduk terhadap Majapahit. Rombongan Kerajaan Sunda tentu saja menolak, pernikahan pun batal dan terjadilah peristiwa Perang Bubat.
Selain upaya Gajah Mada, Hayam Wuruk sendiri juga menjalin hubungan dagang dengan Tiongkok, India, dan beberapa negara Arab, serta membangun banyak monumen sebagai simbol kekuasaan. Majapahit pun memiliki area kekuasaan yang luas, meliputi Sumatera, Semenanjung Melayu, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tuamsik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina.
Baca juga: Kerajaan Islam di Sumatera
Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Seperti yang sudah disinggung sekilas sebelumnya, salah satu faktor kemunduran kerajaan Majapahit adalah serangan dari luar . Pada awal abad ke-16, Kerajaan Majapahit diancam oleh Kerajaan Demak yang kala itu berpusat di Jawa Tengah. Pada tahun 1521, pasukan Kerajaan Demak mampu menaklukkan Trowulan sebagai ibukota Majapahit. Majapahit pun takluk pada serangan tersebut.
Kemunduran juga diperkuat dengan faktor persebaran agama Islam sekitar awal abad ke-15, yaitu adanya kerajaan perdagangan baru, Kesultanan Malaka. Kesultanan Malaka mulai melemahkan kekuasaan Majapahit, dan beberapa daerah taklukan Majapahit di daerah lain di Nusantara perlahan melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Kemudian, keruntuhan kerajaan juga disebabkan oleh faktor internal kerajaan sendiri, yaitu konflik perebutan tahta antara keluarga setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389. Hayam Wuruk yang memiliki putri pewaris yaitu Kusumawardhani, juga memiliki putra dari selirnya, Wirabhumi. Wirabhumi pun juga menuntut haknya untuk mendapatkan tahta. Terjadilah Perang Paregreg pada tahun 1405-1406 dan dimenangkan oleh Wikramawardhana, suami dari Kusumawardhani yang juga sekaligus adalah sepupunya.
Baca juga: Indische Partij : Sejarah, Tujuan dan Program Kerjanya
Peninggalan Bersejarah
1. Prasasti

Prasasti Sukamerta
Kerap dikenal sebagai Prasasti Raden Wijaya, prasasti ini ditemukan di Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Isi prasasti ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan Raden Wijaya. Konon, prasasti ini dikeluarkan oleh Kertarajasa untuk memperingati Sukamerta yang ditetapkan menjadi desa swatantra, atas permohonan Pati Patipati Pu Kapat yang telah berbakti dan setia kepada Raja.
Isi prasasti ini yang pertama yaitu kisah Raden Wijaya yang memperistri 4 putri Kertanegara. Lalu, penganugerahan sima kepada petinggi Desa Sukamerta yang sudah membantu pelarian Raden Wijaya sampai Sumenep. Diceritakan juga penobatan Jayanegara, putra dari Raden Wijaya, sebagai Raja Kediri pada 1295 M.
Prasasti Taji Gunung
Prasasti ini isinya adalah penyebutan dewa-dewa, dengan “Om, Namas siwa yanama Buddhayah” yang artinya “Selamat, bakti kepada Siwa dan Buddha.”
Prasasti Waringin Pitu
Selanjutnya, prasasti ini berisi ungkapan bentuk pemerintahan serta sistem birokrasi dari kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit memiliki 14 kerajaan bawahan.
Prasasti Kudadu
Prasasti Kudadu berisi tentang pengalaman Raden Wijaya yang ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran bala tentara Jayakatwang sebelum Ia menjadi Raja Majapahit. Saat Raden Wijaya menjadi raja, Ia bergelar Kertajaya Jayawardhana Anantawikrama tunggadewa, kemudian penduduk desa Kudadu dan sang kepala desa mendapat hadiah tanah sima.
2. Kitab

Kitab Sutasoma
Kitab ini berisi tentang cerita seorang anak raja yang bernama Sutasoma, yang meninggalkan keduniawian sebab ketaatannya kepada agama Buddha.
Kitab Negarakertagama
Memuat daftar dharma upapatti para pejabat yang dapat dikelompokkan ke golongan Buddha dan golongan Siwa.
Kitab Sundayana
Menceritakan peristiwa Perang Bubat antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda Pajajaran sebab Kerajaan Majapahit ingin menundukkan Sunda dengan menikahi putri raja.
Selain ketiga kitab tersebut, masih ada beberapa kitab lain seperti Kitab Sorandaka dan Kitab Ranggalawe, Kitab Panjiwijayakrama, Serat Pararaton, serta Kitab Arjunawijaya.
3. Candi-Candi

Kerajaan Majapahit banyak membangun candi sebagai simbol kekuasaannya, diantaranya Candi Penataran, Candi Sukuh, Candi Jawi, dan Candi Tikus.
Baca juga: Kilas Balik Periode Demokrasi Terpimpin di Indonesia
Demikianlah ulasan sejarah Kerajaan Majapahit, mulai dari terbentuknya kerajaan, masa kejayaan, hingga peninggalannya. Semoga memberikan wawasan dan juga pemahaman tentang sejarah Indonesia ya, Kawan Literasi.
Tidak ada komentar