Sobat Stulit tentu pernah melihat seseorang yang naik jabatan, naik tahta, atau malah justru turun kelas sosial. Itu semua dapat terjadi karena adanya mobilitas sosial. Mobilitas dapat diartikan sebagai perpindahan atau pergerakan. Jadi mobilitas sosial adalah perpindahan yang berkaitan dengan strata sosial atau kelas sosial seseorang.
Daftar Isi
Materi ini membahas tentang faktor pengaruh, faktor penghambat, dampak positif dan dampak negatifnya. Sangat penting untuk mempelajari materi ini untuk melihat struktur sosial yang ada di masyarakat. Yuk, simak materi mobilitas berikut ini!
Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah gerak sosial yang didefinisikan sebagai perpindahan strata sosial individu atau kelompok ke strata sosial yang sejajar atau lebih tinggi.
Bentuk Mobilitas Sosial
Bentuk mobilitas ada 3 macam. Horizontal, vertikal dan antargenerasi. Berikut ini adalah masing-masing dari penjelasannya.
Artikel Terkait

1. Horizontal
Mobilitas sosial horizontal dapat diartikan sebagai mobilitas yang sejajar atau perpindahan status sosial yang dialami oleh individu atau kelompok yang tidak mengubah derajat sosial.
2. Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai mobilitas yang perpindahan sosialnya dari atas ke bawah. Mobilitas vertikal terdapat 2 jenis yaitu social climbing dan social sinking. Social climbing adalah naiknya status sosial seseorang menuju kedudukan yang lebih tinggi. Sedangkan social sinking adalah turunnya status sosial atau kedudukan seseorang ke derajat yang lebih rendah.
3. Antargenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah perubahan kedudukan sosial yang terjadi di antara dua generasi yang berbeda. Mobilitas antargenerasi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu mobilitas intergenerasi dan mobilitas intragenerasi.
Intergenerasi adalah perubahan status sosial lintas generasi, mulai dari kakek, nenek, hingga cucu. Sedangkan intragenerasi adalah perubahan status sosial yang terjadi dalam generasi yang sama, seperti ayah, ibu, dan anak.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Ada 5 faktor yang menjadi pendorong terjadinya mobilitas. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing faktornya.

1. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Semakin baik kondisi ekonomi individu, maka semakin banyak juga kesempatan untuk menuju strata sosial tertinggi. Baik dari segi pendidikan, fasilitas kesehatan, serta gaya hidup.
Sedangkan apabila kondisi ekonominya rendah, maka semakin rendah pula individu tersebut meraih strata tertinggi di masyarakat dan semakin sulit pula untuk mengakses pendidikan dan fasilitas kesehatan.
2. Faktor Struktural
Faktor struktural berkaitan dengan kesempatan untuk menempati kedudukan dan kemudahan untuk mendapatkannya. Contohnya seperti ketidak seimbangan jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah pelamar.
3. Faktor Individu
Faktor individu lebih melihat dari segi sikap pengetahuan dan keterampilan seseorang. Jika ia ingin mendapatkan status sosial yang lebih tinggi, maka ia juga harus memperhatikan faktor internal yang ada dalam dirinya.
Karena setiap individu tentu dibekali dengan akal dan pikiran, tinggal bagaimana mereka mengembangkan hal tersebut agar bisa mencapai kedudukan yang sesuai.
4. Faktor Politik
Faktor politik di suatu negara juga menjadi faktor pertimbangan dalam pendorong mobilitas. Apabila situasi politik di negara tersebut sudah stabil, maka akan semakin terlihat juga mobilitas status sosial dari masyarakatnya yang semakin meningkat.
5. Faktor Kependudukan
Faktor kependudukan juga merupakan faktor pendorong mobilitas masyarakat. Faktor ini akan bertambah seiring berjalannya waktu. Jika penduduk semakin bertambah, maka lahan permukiman semakin sempit sehingga dapat meningkatkan angka kemiskinan.
Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
Jika tadi telah dijelaskan faktor pendorong mobilitas, sekarang kita akan membahas faktor penghambat dalam mobilitas. Simak penjelasannya berikut ini!

1. Faktor Kemiskinan
Faktor kemiskinan yang terjadi di beberapa negara menjadi salah satu faktor yang menghambat individu dalam melakukan mobilitas struktur sosial. Faktor kemiskinan ini juga erat kaitannya dengan faktor ekonomi yang tidak memungkinkan seseorang untuk mendapat pendidikan yang layak dan akses untuk mendapatkan pekerjaan. Terlebih jika masyarakat yang masih terjerat kemiskinan struktural.
2. Faktor Stereotip Gender
Kedua adalah faktor stereotip gender. Masih banyak di beberapa negara yang menganggap pekerjaan serta jabatan laki-laki dan perempuan itu berbeda. Seperti halnya perempun yang hanya diperbolehkan untuk menjadi ibu rumah tangga dan mengerjakan pekerjaan domestik.
Sedangkan laki-laki yang harus mencari nafkah dan banting tulang untuk keluarga serta masih banyak lagi stereotip gender yang melabelkan pekerjaan dan jabatan berdasarkan gender.
3. Faktor Diskriminasi
Masih banyaknya kasus diskriminasi yang melibatkan ras, agama dan budaya yang jadi penghambat untuk seorang individu melakukan mobilitas. Biasanya mereka yang masih merasakan itu adalah orang-orang yang berasal dari daerah 3T, serta beberapa individu yang masih dibatasi dengan akses informasi dan teknologi.
Dampak Positif Mobilitas Sosial
Dampak positif dari mobilitas sosial adalah mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih baik, dan juga meningkatkan integritas sosial. Pengaruh yang ditimbulkan dari mobilitas akan menjadi salah satu contoh integrasi di masyarakat.
Dampak Negatif Mobilitas Sosial
Dampak negatif yang terjadi dalam mobilitas struktur sosial adalah terjadinya konflik sosial. Hal ini terjadi karena adanya ketimpangan sosial yang dialami sebagian masyarakat, selain itu terjadinya persaingan yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial. Kemudian adanya tekanan yang berisiko terjadinya gangguan psikologis.
Saluran Mobilitas Sosial
Berikut ini adalah penjelasan dari saluran mobilitas, agar masyarakat dapat dengan mudah mencapai struktur sosial.

1. Organisasi Politik
Di Indonesia organisasi politik masih sangat besar massanya dan menjadi salah satu tempat untuk seseorang dapat meniti karir sebagai politikus. Dari hanya anggota partai, hingga mencapai level pejabat negara.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan contohnya seperti sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan non-formal masih sangat memungkinkan individu untuk bisa mencapai strata sosial tertinggi. Hal ini dikarenakan ilmu menjadi salah satu syarat untuk berkecimpung di dunia lembaga pendidikan, dan ilmu bisa didapatkan di mana saja.
3. Organisasi Profesi
Organisasi profesi bisa dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal. Organisasi profesi terdiri dari himpunan-himpunan profesi di bidang tertentu.
4. Organisasi Ekonomi
Organisasi ekonomi seperti contohnya perusahaan yang bergerak di bidang barang atau jasa. Umumnya organisasi ekonomi dapat memberikan kesempatan dalam mobilitas vertikal dan horizontal.
Contoh Mobilitas Sosial
Berikut ini adalah contoh dari bentuk mobilitas vertikal, horizontal dan antargenerasi. Simak contohnya berikut ini!
1. Horizontal
Seorang guru Sosiologi kelas 11 di sebuah sekolah dipindah tugaskan untuk mengajar Sosiologi kelas 12.
2. Vertikal
- Social climbing: Seorang karyawan naik jabatan ke level manager setelah 5 tahun bekerja di perusahaan X.
- Social sinking: Karena kinerjanya yang buruk, seorang direktur turun jabatan 1 level di bawahnya.
3. Antargenerasi
- Intergenerasi: Nenek dan kakek memiliki dua orang anak yang telah menikah. Anak pertama dikaruniai 2 orang anak dan anak terakhir dikaruniai 3 orang anak. Sehingga kakek dan nenek memiliki 5 cucu.
- Intragenerasi: Sebuah keluarga terdiri dari ayah, ibu, kakak dan adik.
Baca juga: Apa Itu Stratifikasi Sosial? Sifat, Fungsi & Bentuk
Itu tadi penjelasan lengkap mengenai materi mobilitas sosial. Agar lebih memahami materi ini, teman-teman dapat melihat beberapa contoh perpindahan kelas dan strata yang terjadi di masyarakat atau lingkungan sekitar. Ikuti terus materi pembelajaran lainnya hanya di laman Studio Literasi.
Tidak ada komentar