Apa itu Tajuk Rencana? Struktur, Ciri, dan Contohnya

Tajuk rencana adalah suatu teks atau artikel pada surat kabar yang penulisannya dilakukan berdasarkan perspektif redaksi terhadap peristiwa yang sedang dibicarakan. Tajuk rencana juga sering disebut teks editorial. Isu yang dibahas bersifat aktual, baik isu ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.

Daftar Isi

Meski merupakan pendapat redaksi, teks ini juga dilengkapi fakta serta alasan logis agar diterima pembaca. Kali ini Studio Literasi akan membahas materi tajuk rencana dengan lengkap, jadi simak sampai selesai, ya, Kawan Literasi!

Ciri-Ciri Tajuk Rencana

Untuk lebih mengetahui apa itu tajuk rencana, simak ciri-cirinya berikut ini:

Fenomena atau Isu yang Dibahas Aktual dan Relevan

Penulisan sebuah tajuk rencana tidak hanya menyesuaikan keinginan jajaran redaksi, namun juga didasari oleh respons masyarakat terhadap suatu isu yang aktual. Apa maksudnya aktual? Menurut KBBI, aktual artinya sedang dibicarakan oleh banyak orang. Oleh karena itu, tajuk rencana umumnya membicarakan tema atau hal yang sedang hangat di tengah masyarakat.

Struktur Teks Editorial

1. Pernyataan Pendapat (Thesis Statement)

Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian awal dimana penulis menjelaskan topik yang akan dibahas dalam teks. Tesis ini terdapat pada awal paragraf.

2. Argumentasi

Kemudian, tajuk rencana dilanjutkan dengan penyampaian argumen atas fenomena yang terjadi di lapangan dan penulis menyampaikan komentar atas fakta tersebut berdasarkan sudut pandangnya. Bagian ini bertujuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan pembaca.

Argumen biasanya dipaparkan dalam beberapa paragraf, bisa berupa generalisasi (pernyataan umum) maupun data hasil suatu penelitian, pernyataan beberapa ahli, atau deskripsi fakta yang diambil dari sumber yang terpercaya. Paparan data atau pernyataan ahli dapat menjadi dasar argumen yang kuat. Opini yang disampaikan pada bagian argumen pun harus logis serta bisa dipahami pembaca.

3. Pernyataan Ulang Pendapat (Reiterasi)

Tajuk rencana ditutup dengan penegasan ulang dari tesis beserta argumentasi untuk kembali meyakinkan pembaca. Penulis juga terkadang menuliskan saran atau harapan pada bagian reiterasi.

Baca juga: Paragraf Deduktif dan Induktif

Kaidah Kebahasaan Tajuk Rencana

Untuk menulis tajuk rencana, ada beberapa kaidah kebahasaan yang penulis bisa ikuti. Berikut kaidah-kaidah kebahasaan pada sebuah tajuk rencana:

1. Adverbia (Keterangan)

Kaidah kebahasaan yang pertama ialah keterangan atau adverbia. Keterangan yang dituliskan merupakan kapan waktu kejadian terjadi, lokasi kejadian, serta keterangan lain yang bisa membantu menjelaskan isu yang tengah didiskusikan. Dengan pencantuman keterangan, tulisan yang dibuat dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca.

2. Konjungsi (Kata Hubung)

Kata hubung atau konjungsi diperlukan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat serta menata argumen sehingga lebih mudah dipahami. Misalnya, selanjutnya, selain itu, misalnya, padahal, meski demikian, dan lain-lain.

3. Verba Material

Verba material ialah kata kerja yang mengacu pada kegiatan fisik. Contohnya yaitu memfasilitasi, menghasilkan, meneliti, menghendaki, dan lain-lain.

Contoh Tajuk Rencana

Contoh 1

Hari Pers Nasional

Pertama, masyarakat pers Indonesia niscaya berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat yang menyetujui dan meneguhkan 9 Februari menjadi Hari Pers Nasional.

Persetujuan dan peneguhan itu suatu kehormatan yang menjadi lebih jelas jika misalnya dibandingkan dengan hari-hari lain seperti Hari Ibu.

Suatu kehormatan senantiasa membawa serta tanggung jawab. Karena pembawaannya yang selalu berada di atas panggung terbuka, penampilan pers dilihat, ditonton, dan disaksikan oleh masyarakat luas. Ia berada di depan dan karena itu juga segera tampak kekurangan dan kelebihannya.

Pada hari menerima kehormatan, yang menjadi kerisauan utama bukanlah kelebihan yang mungkin ada, melainkan kekurangan-kekurangannya. Pada Hari Pers Nasional yang pertama, kesadaran pertama ialah kesadaran untuk secara apa adanya mengakui kekurangan serta menggugat diri untuk senantiasa berusaha memperbaikinya.

Contoh 2

Menghasilkan Sarjana Tanpa Skripsi

Kini para mahasiswa yang mengambil program sarjana strata satu sudah tidak lagi wajib melaksanakan penelitian skripsi. Sama halnya dengan mahasiswa program pascasarjana, mereka juga tidak lagi wajib menulis tesis atau disertasi. Sebagai gantinya, pemerintah menyerahkan perguruan tinggi untuk menentukan pilihan dalam bentuk tugas akhir.

Hal ini tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan. Menteri Nadiem Makarim juga menyampaikan hal tersebut dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode ke-26 tentang Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi pada Selasa, (29/8/2023) di Jakarta.

Skripsi menjadi tugas akhir mahasiswa dalam bentuk penelitian atau riset sebagai wujud praktis pengetahuan yang dipelajari selama proses perkuliahan. Namun, nyatanya skripsi kerap dinilai membebani mahasiswa dari segi waktu serta menghambat perancangan proses dan bentuk pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan keilmuan serta kemajuan teknologi. Selain itu, tidak semua program studi dapat mengukur kompetensi mahasiswa dari skripsi ataupun karya ilmiah.

Meskipun begitu, penyederhanaan ini perlu dipastikan kembali agar bisa menghasilkan lulusan yang setara ataupun lebih tinggi kompetensi dan mutunya, mengingat persaingan dunia kerja semakin hari semakin tinggi. Kebebasan ini sebaiknya dilaksanakan dengan tanggung jawab oleh perguruan tinggi, sehingga standar kelulusan mahasiswa tetap memenuhi standar nasional.

Itu dia ulasan materi tajuk rencana, lengkap dengan beberapa contoh teksnya. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat untuk Kawan Literasi yang berminat untuk mendalami dunia kepenulisan!