Jika sebelumnya kalian sudah mempelajari tentang teks deskripsi, kali ini kita akan membahas tentang teks laporan hasil observasi. Jika pada teks deskripsi kalian belajar mendeskripsikan pantai khusus seperti Parangtritis. Keindahan Parangtritis diurai sehingga orang tertarik dan ingin mengunjunginya. Sementara itu, pada teks laporan hasil observasi akan dikaji secara ilmiah. Teks laporan hasil observasi tentang pantai akan memaparkan tentang pengertian pantai, jenis-jenis pantai, manfaat pantai bagi kehidupan.
Daftar Isi
Lalu apa sebenarnya pengertian dari teks ini? Apa saja strukturnya? Bagaimana kaidah kebahasaannya?
Pada artikel ini, Studio Literasi akan membahas secara lengkap materi teks laporan hasil observasi, mulai dari pengertian, tujuan, ciri-ciri, struktur, kaidah kebahasaan, serta contohnya. Yuk, simak pembahasan berikut!
Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu objek atau situasi, setelah dilakukannya investigasi atau penelitian secara sistematis.
Teks LHO menyajikan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan analisis secara sistematis sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara rinci dan dari sudut pandang keilmuan. Laporan hasil observasi bisa berupa hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, hewan, tumbuhan, konsep/ekosistem tertentu.
Artikel Terkait
Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari teks LHO adalah menjelaskan suatu objek atau hal berdasarkan hasil peninjauan atau pengamatan secara rinci, sistematis, faktual dan cermat dari sudut pandang ilmu (definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek).
Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan hasil observasi memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut.
- Berisi pembahasan ilmu tentang suatu objek/konsep.
- Objek yang dibahas bersifat umum. Menjelaskan ciri umum semua yang termasuk kategori/kelompok itu (judul bersifat umum : Pantai, Kucing, Manggis).
- Bertujuan menjelaskan dari sudut pandang ilmu.
- Objek atau hal dibahas secara sistematis, dirinci per-bagiannya, dan objektif.
- Merinci objek atau hal secara sistematis dari sudut ilmu (definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek).
Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Tidak jauh berbeda dari teks-teks lainnya, teks LHO juga terdiri dari pembuka, isi/inti, dan penutup.
Pernyataan umum/definisi umum/ klasifikasi umum
Pernyataan umum berisi definisi, kelas atau kelompok, keterangan umum, atau informasi tambahan tentang subjek yang dilaporkan. Bagian ini biasanya terletak pada paragraf pertama.
Deskripsi bagian
Bagian ini berisi perincian bagian-bagian yang dilaporkan seperti klasifikasi objek dari berbagai segi dan deskripsi manfaat suatu objek, serta sifat-sifat khusus objek.
Simpulan
Simpulan adalah ringkasan umum dari hal yang dilaporkan. Pada teks LHO, bagian simpulan ini boleh ada dan boleh tidak ada.
Ciri Kebahasaan/Kaidah kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Tiap teks pada laporan hasil observasi memiliki kekhasan dari segi kaidah kebahasaannya. Kaidah kebahasaan teks LHO, antara lain sebagai berikut.
- Menggunakan istilah-istilah dalam bidang ilmu tertentu. Contoh : istilah ekonomi, politik, kimia, kedokteran, dan sebagainya.
- Kalimat definisi menggunakan adalah dan merupakan.
- Menggunakan kata khusus dan kalimat-kalimat yang menjelaskan (merinci).
- Menggunakan kalimat definisi dan kalimat klasifikasi.
- Menggunakan jenis kata verba(kata kerja) dan nomina(kata benda).
- Menggunakan kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
Berikut ini adalah contoh teks hasil observasi singkat.
Judul : Kunang-kunang | ||
No | Struktur Teks | Contoh Kalimat |
1. | Pernyataan Umum | Kunang-kunang merupakan sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia. |
2. | Deskripsi Bagian | Habitat kunang-kunang ada di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir dan diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal untuk bertelur kunang-kunang. Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak mengeluarkan cahaya. Seperti serangga pada umumnya badan kunang-kunang dibagi menjadi tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Serangga bercangkang keras (exoskeleton) untuk menutupi tubuhnya. Panjang badannya sekitar 2cm. Hamper seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam. Jenis kunang-kunang beragam. Pemeliharaan kunang-kunang dapat dilakukan dengan penangkaran. Menurut sejarah asalnya, kunang-kunang berasal dari daratan Cina. Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip seolah mengundang jenis pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup. Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. |
3. | Simpulan | Kunang-kunang salah satu jenis serangga unik bukti kebesaran Sang Pencipta. Spesies kunang-kunang juga kekayaan yang dianugerahkan kepada negara kita sebagai salah satu negara tropis. |
Sumber: dikutip dari Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013
Tidak ada komentar