Hai, sobat Studioliterasi! Pasti saat kalian belanja di pasar tidak lupa kalian melakukan tawar menawar harga untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Tahukah kalian kegiatan itu termasuk contoh dari penggunaan teks negosiasi? Mungkin beberapa dari kalian sudah ada yang tahu ataupun belum tahu tentang apa itu teks negosiasi. Tapi, untuk kalian yang belum tahu jangan khawatir, karena kali ini Studioliterasi akan membahasnya dalam artikel ini. Nah, untuk lebih jelasnya, langsung kita simak penjelasan berikut ini.
Daftar Isi
Pengertian Teks Negosiasi
Teks negosiasi merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memiliki pendapat yang berbeda untuk mencapai sebuah kesepakatan. Pihak-pihak yang melakukan negosiasi berusaha untuk menyelesaikan perbedaan tersebut dengan berdialog agar mencapai hasil yang tidak merugikan salah satu pihak. Hasil akhir dari negosiasi harus disepakati semua pihak sehingga semua semua pihak dapat menerima hasil akhir atas kesepakatan bersama.
Ciri-ciri Teks Negosiasi
Untuk dapat mengetahui mana yang termasuk masuk teks negosiasi, kita terlebih dahulu perlu tahu seperti apa ciri-cirinya. Berikut ini merupakan ciri-ciri dari teks negosiasi.
- Dapat menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan.
- Mengarah pada tujuan praktis.
- Mengutamakan/memprioritaskan kepentingan bersama.
- Sarana untuk mencari penyelesaian.
Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi
Dalam penulisan teks negosiasi terdapat beberapa kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan, seperti berikut :
Artikel Terkait
- Menggunakan bahasa yang santun.
- Terdapat ungkapan persuasif (bahasa untuk membujuk).
- Berisi pasangan tuturan.
- Kesepakatan yang dihasilkan harus saling menguntungkan (tidak merugikan dua belah pihak).
- Bersifat memerintah dan memenuhi perintah.
- Tidak berargumen dalam 1 waktu.
- Didasari argumen yang kuat dan disertai fakta.
- meminta alasan dari pihak mitra negosiasi.
- Jangan menyela argumen.
Struktur Teks Negosiasi
Teks negosiasi dapat dikatakan sempurna atau utuh apabila sudah memenuhi 7 unsur penyusunnya. Berikut ini struktur penyusunnya :
- Orientasi: Kalimat pembuka, biasanya berupa ucapan salam yang berfungsi untuk memulai/mengawali negosiasi.
- Permintaan: Meminta sesuatu hal baik berupa barang ataupun jasa yang diinginkan.
- Pemenuhan: Kesanggupan hal berupa barang atau jasa dari pihak satu yang diminta oleh pihak dua.
- Penawaran: Negosiasi yang terjadi, kedua belah pihak saling tawar menawar.
- Persetujuan: Kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap hasil negosiasi yang telah dilakukan.
- Pembelian: Keputusan konsumen untuk menyetujui negosiasi itu atau tidak.
- Penutup: Kalimat penutup berupa ucapan salam atau terimakasih.
Contoh Teks Negosiasi
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari teks negosiasi yang bias digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh 1
Penjual : Ada yang bisa dibantu mbak?
Pembeli : Baju yang ini ukuran M ada enggak?
Penjual : Ada mbak, sebentar saya carikan.
Pembeli : Iya.
Penjual : Ini mbak yang ukuran M.
Pembeli : Ini harganya berapa mbak?
Penjual : Itu 250 ribu.
Pembeli : Bisa 200 gak mbak?
Penjual : Tidak bisa mbak, paling kurangi 10 ribu jadi 240 ribu.
Pembeli : Ya 220 ribu deh mbak, langsung saya beli.
Penjual : Iya baiklah.
Contoh 2
Pihak Bank : Selamat siang, pak. Silakan duduk.
Pengusaha : Selamat siang. Ya, terimakasih.
Pengusaha : Begini mbak. Saya mempunyai usaha mebel. Saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang.
Pihak Bank : Bisa saya lihat proposalnya, pak?
Pengusaha : Ini, silakan mbak.
Pengusaha : Saya berencana untuk memperluas penjualannya sampai ke luar negeri. Karena memang sudah ada beberapa permintaan dari luar negeri.
Pihak Bank : Begini pak. Untuk proposal yang bapak serahkan ini tidak ada masalah , hanya saja untuk Rp 650.000.000,00 kami dari pihak bank tidak bisa memenuhinya. Pihak bank hanya sanggup memenuhi Rp 300.000.000,00 dengan bunga 5 %
Pengusaha : Apa tidak bisa tambah mbak? Saya yakin kalau usaha ini bisa sukses.
Pihak Bank : Mungkin kalau tambah sedikit bisa, pak.
Pengusaha : Kalau Rp 500.000.000,00 bagaimana mbak?
Pihak Bank : Maaf pak, kami hanya mampu menyediakan maksimal Rp 450.000.000,00
Pengusaha : Baiklah mbak, Rp 450.000.000,00 tidak apa-apa.
Pihak Bank : Silakan tunggu sebentar, pak.
Pihak Bank : Ini pak uangnya Rp Rp 450.000.000,00 dengan bunga 5 %.
Pengusaha : Iya mbak. Terimakasih. Selamat siang.
Pihak Bank : Selamat siang.
Contoh 3
Calon Penumpang: “Bang, ke pasar senen berapa?”
Tukang Ojek: “15 ribu aja, mbak.”
Calon Penumpang: “10 ribu aja lah bang.”
Tukang Ojek: “Kemurahan mbak kalo segitu. Pasar senen kan jauh”
Calon Penumpang: “Iya udah, 12 ribu, gimana?”
Tukang Ojek: “13 ribu dong mbak.”
Calon Penumpang: “Oke deh bang, saya setuju.”
Contoh 4
Wali Kelas : “Budi, bagaimana rencana Study Wisata ke Bali, apa teman-temanmu setuju?”
Budi (Ketua kelas): “Saya sudah bicarakan dengan teman-teman bu, tapi ada usulan untuk study wisatanya ke Yogyakarta saja bu.”
Wali Kelas : “Loh, kenapa bisa begitu?”
Budi (Ketua kelas): “Kata teman-teman kalau ke Bali sekolah kita sudah sering berkunjung ke sana bu. Sedangkan, kalau Yogyakarta masih belum pernah, bu.”
Wali Kelas : “Tapi ibu sudah terlanjur membicarakan mengenai rencana ini ke kepala sekolah dan beliau menyetujuinya.”
Budi (Ketua kelas): “Tapi sepertinya akan banyak teman-teman yang tidak mau ikut jika study wisatanya dilaksanakan di Bali, bu.”
Wali Kelas : “Aduh, bagaimana ini, padahal ibu sudah mempersiapkan semuanya.”
Budi (Ketua kelas): “Begini saja bu, biar saya dan teman-teman saja yang nanti menghadap kepala sekolah dan membicarakannya dengan beliau.”
Wali Kelas : “Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu menghadap beliau dan membicarakannya, nanti kabari ibu bagaimana hasilnya”.
Budi (Ketua kelas): “Baik bu, nanti akan saya kabari.”
Tidak ada komentar