Tumbuhan paku merupakan salah satu organisme dari kingdom plantae dalam ilmu taksonomi yang perlu kita ketahui. Jika kalian mempelajari lebih dalam, kalian sedikit banyak akan mengetahui beberapa jenis tumbuhan paku yang bisa saja kalian jumpai di kehidupan sehari-hari. Tentu saja, bukan hal yang mustahil sebab Indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang beragam.
Daftar Isi
Berikut, kami ulas secara lengkap mengenai ciri, habitat, klasifikasi, jenis tumbuhan, hingga manfaat baik secara ekologis maupun kesehatan yang terkandung dalam tumbuhan paku. Simak ya!
Definisi Tumbuhan Paku
Dalam ilmu taksonomi, tumbuhan ini memiliki nama latin Pteridophyta yang di mana terdapat pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (floem), serta dikenal sebagai tumbuhan tingkat tinggi. Secara etimologi, Pteridophyta berasal dari kata “pteron” berarti sayap bulu, dan “phiton” artinya tak lain lagi adalah tumbuhan. Kelompok organisme ini memiliki struktur yang sama seperti jenis tumbuhan lainnya. Hanya saja terdapat sporangium (tempat penghasil spora).
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Artikel Terkait
- Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnyaby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 11:48 am
Teks laporan percobaan merupakan salah satu jenis teks yang ada dalam materi Bahasa Indonesia. Teks ini berfungsi untuk melaporkan percobaan yang dilakukan oleh seorang penulis. Penulisannya tentu tidak boleh asal, sebab teks ini harus menyatakan fakta hasil dari percobaan dan disusun dengan sistematis. Untuk mengetahuinya lebih jauh, simak artikel berikut hingga akhir, Kawan Literasi! Apa Artikel Struktur Teks Laporan Percobaan, Ciri-Ciri dan Contohnya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYDby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 8:38 am
Dalam suatu kalimat, terdapat tanda baca yang biasanya digunakan. Baik itu kalimat pernyataan, kalimat tanya, atau kalimat seruan. Masing-masing menggunakan tanda baca sesuai fungsinya. Contohnya, tanda titik (.) yang umumnya digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat berita. Fungsi tanda baca adalah memudahkan pembaca untuk memberi jeda, mengetahui struktur suatu kalimat, dan menentukan intonasi. Lalu, bagaimana fungsi Artikel 13 Tanda Baca, Fungsi, dan Contoh Penggunaan sesuai EYD pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Pencemaran Tanah: Komponen Pencemar, Dampak, dan Penangananby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 17, 2023 at 2:01 am
Pencemaran tanah terjadi jika terdapat makhluk hidup, zat, maupun komponen lain ke dalam tanah hingga kualitas tanah menurun. Biasanya pencemaran tanah kerap terjadi akibat bahan kimia buatan manusia yang merubah lingkungan tanah. Apa saja sumber pencemaran tanah, dampak, dan cara menanganinya? Untuk mengetahuinya, simak artikel Studio Literasi kali ini hingga akhir, Kawan Literasi! Pencemaran Tanah Artikel Pencemaran Tanah: Komponen Pencemar, Dampak, dan Penanganan pertama kali tampil pada Studio Literasi.
- Konjungsi: Ketahui Jenis-Jenis hingga Contoh Penggunaannyaby Andira Adi Fitria (Studio Literasi) on September 5, 2023 at 3:44 am
Konjungsi lebih akrab disebut sebagai kata hubung. Konjungsi berfungsi menghubungkan dua klausa maupun frasa dalam sebuah kalimat agar saling berkesinambungan. Contoh paling umum yaitu dan, tetapi, maupun, sedangkan, dan lain sebagainya. Namun tahukah Kawan Literasi jika konjungsi memiliki berbagai macam jenis dan penggunaannya yang berbeda? Simak artikel Studio Literasi kali ini hingga selesai untuk mengetahuinya Artikel Konjungsi: Ketahui Jenis-Jenis hingga Contoh Penggunaannya pertama kali tampil pada Studio Literasi.
Tumbuhan Paku © pixabay
Klasifikasi makhluk hidup tidak hanya mempelajari kingdom dan divisi saja, berikut adalah subdivisi dari Pteridophyta, antara lain:
Subdivisi lycopsida
Menghasilkan dua bentuk spora, yaitu makrospora dan mikrospora. Ciri-ciri yang menonjol adalah memiliki akar, batang yang menjalar serta daun sejati. Lalu, beberapa jenis dari mereka, memiliki kecenderungan untuk menempel pada tanaman inang sebagai media untuk tetap hidup. Morfologi lain yang dimiliki oleh Lycopsida antara lain memiliki daun yang relatif kecil.
Subdivisi sphenopsida
Tumbuhan paku dengan subdivisi sphenopsida, biasanya banyak dijumpai di daerah tropis. Morfologi tumbuhan ini antara lain batang tegak, heterospora, mengandung unsur silika yang tersimpan pada batang, serta tumbuh subur pada daerah lembab contohnya adalah kawasan rawa.
Subdivisi pteropsida
Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam kategori ini mempunyai ciri-ciri antara lain bentuk batang yang tegak, tumbuh tegak di atas tanah serta bersifat homospora. Spora yang berfungsi sebagai tempat regenerasi berkumpul di bawah daun. Selain itu, memerlukan bantuan angin untuk membantu melakukan penyebaran spora.
Subdivisi psilopsida
Tumbuhan paku ini memiliki karakteristik berupa ranting dengan banyak ruas serta bercabang-cabang. Terdapat bulu-bulu halus yang menyelimuti serta akar semu sebagai perekat dengan tumbuhan lain. Mereka hanya hidup pada daerah lembab dan tersebar di negara yang beriklim tropis.
Ciri-Ciri Tumbuhan Paku
Selnjutnya, kita akan membahas tentang karakteristik tumbuhan paku. Melansir jurnal biosilampari, tumbuhan paku memiliki tiga komponen antara lain akar, batang dan daun. Mengingat Indonesia beriklim tropis, biasanya organisme ini tumbuh di tempat-tempat lembab (hidrofid). Beberapa di antaranya berkembang biak di kawasan pantai (paku laut), lereng pegunungan, serta tepi kawah.
Tak hanya itu, tumbuhan paku dapat tumbuh pada perairan, bersifat epifit atau menempel pada tumbuhan lain. Kalian bisa temui pada sampah organik sebagai saprofit. Ciri-ciri kedua yakni tidak menghasilkan biji, melainkan spora (sporofit). Fungsi spora antara lain salah satu bentuk pertahanan makhluk hidup, alat perkembangbiakkan pada proses regenerasi, dan juga sebagai proses penggantian sel-sel rusak dalam pembentukkan sel-sel yang baru.
Pteridophyta atau tumbuhan paku yang berumur muda ditandai dengan ciri daun yang menggulung, berfungsi sebagai fotosintesis. Di sisi lain, organisme tidak punya kemampuan untuk menghasilkan bunga serta sama halnya dengan tumbuhan rhizoma yakni terdapat batang yang melintang di bawah tanah.
Jenis-Jenis Tumbuhan Paku
Bambu Air © sehatQ
Setelah mengetahui ciri-ciri tumbuhan paku beserta habitatnya, kalian perlu tahu apa saja jenis-jenis tumbuhan paku. Simak terus ya!
Paku Sejati
Memiliki nama lain Pteropsida, paku sejati beranggotakan akar, batang, dan daun sejati. Pada umumnya, kalian dapat menemukan jenis ini pada habitat yang lembab seperti kawasan hutan hujan tropis. Jika tempat tinggal kalian dekat dengan perkebunan kelapa sawit, coba perhatikan tumbuhan yang tumbuh di antara sela-sela pohon sawit, sedikit banyak kalian akan menemukan tumbuhan pakis.
Nah, organisme tersebut memiliki beberapa ciri yang menonjol yakni ukuran daun yang bervariatif, lebaran dan tulang daun bercabang serta lebih besar daripada jenis paku-pakuan lainnya. Selain itu, disusul oleh tumbuhan paku air yaitu semanggi (Marsilea crenata) dan suplir (Adiantum cuneatum) yang juga tersebar di negara tropis termasuk Indonesia.
Untuk saat ini, riset mengungkapkan jumlah yang tercatat sekitar 12.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia. Wah, banyak sekali ya!
Paku Purba
Sekilas, namanya terlihat unik. Yap, pakuan-pakuan ini bernama paku purba karena sudah ada sejak zaman purba. Dengan nama latin Psilopsida, paku-pakuan tersebut hanya bisa memproduksi satu macam spora atau biasa dikenal dengan sebutan homospora. Paku purba adalah tumbuhan paku yang tidak memiliki daun, tingginya sekitar 30 cm sampai 1 m.
Jadi, bentuk fisiknya menyerupai cabang-cabang kecil yang ramping. Tak hanya itu, mereka juga tidak mempunyai akar dan daun sejati. Jika diperhatikan secara seksama, pada bagian paku purba ada semacam bagian yang keluar dari batang dan membentuk daun. Daun ini tidak berpembuluh dan terletak di bawah organ synangia. Pada saat synangia telah matang dan berwarna putih atau kuning, mereka akan melepaskan spora.
Nah, setelah mengetahui ulasan paku purba, kalian setidaknya mengetahui persebarannya. Melansir galeripustaka.com, pakuan purba hanya memiliki sedikitnya dua genus yang tersebar antara lain genus Psilotum dan Tmesipteris.
Jenis psilotum banyak ditemukan di daerah Amerika Utara, Karibia, dan sepanjang pantai Carolina Utara. Paku-pakuan ini juga tersebar di bumi bagian selatan dan timur tepatnya benua Asia. Sedangkan, untuk jenis Tmesipteris tumbuh di Kaledonia Baru, Pasifik Selatan, dan Kaledonia Baru.
Paku Ekor Kuda
Paku Ekor Kuda © wikipedia
Tumbuhan ini menjamur di daerah subtropis dan tempat yang lembab. Masuk ke dalam genus Equisetum, terdiri dari kata “Equus” yang berarti kuda, dan “setum” artinya rambut tebal. Secara fisik, mereka berbatang hijau, beruas-ruas dan terdapat lubang di bagian tengahnya. Beberapa ada yang bercabang dan mengandung unsur silika. Memiliki dimensi yang berbeda-beda sekitar 0.2-1.5 meter.
Bentuk fisiknya menyerupai ekor kuda dan hanya menghasilkan satu jenis spora (homospora) lebih tepatnya terletak pada ujung batang (apikal) dengan bentuk strobilus, gametofit biseksual, dan berklorofil. Beberapa spesies paku ekor kuda seperti Equisetum arvense, batang penyangga tidak bercabang dan tidak berfotosintetis. Sama halnya dengan Equisetum palustre dan E.debile. Di dunia, spesies ini termasuk langka dan hanya sekitar 15 spesies.
Paku Kawat
Memiliki nama latin Lycopodiopsida, jenis tumbuhan paku selanjutnya adalah paku kawat. Mengapa disebut paku kawat? karena bentuk batangnya menyatu dan kaku seperti kawat. Paku-pakuan ini menghasilkan dua macam spora (heterospora), daun-daun sempit, serta tidak berklorofil. Selain itu cara melakukan reproduksi ada dua macam yaitu biseksual dan uniseksual.
Paku-pakuan ini hanya tumbuh pada belahan bumi tertentu. Pada beberapa jenis, daun-daunnya juga menyerupai lidah (ligula). Sporangium berkembang dalam strobilus dan terbentuk di ujung cabang. Sayangnya, jumlah spesies ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan dan tidak sampai menyentuh angka 1000 spesies. Contoh familiar adalah Lycopodium dan Selaginella.
Paku Pedang
Tanaman Paku Pedang © picturethis
Paku pedang dengan nama latin Nephrolepis adalah salah satu tumbuhan paku yang berguna untuk menjaga ekosistem. Bentuknya memanjang dan seperti pedang. Pasalnya, ia berperan sebagai penyerap polutan udara yang tumbuh subur di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. Paku-pakuan ini mempunyai kemampuan untuk menyerap karbon monoksida, sisa pembakaran tidak sempurna seperti asap kendaraan, rokok, maupun limbah udara dari industri.
Paku Tanduk Rusa
Karakteristik yang paling bisa ditandai antara lain bentuk daun berwarna hijau, dengan dimensi cukup lebar serta akar (rhizoma) yang menempel kuat pada inang. Tumbuhan ini bersifat epifit atau membutuhkan inang sebagai tempat hidupnya. Namun, bukan berarti tanaman ini menjadi parasit bagi tumbuhan induknya, hanya saja beberapa fungsi fisiologisnya akan terganggu karena kurangnya asupan cahaya yang masuk.
Bambu Air
Bambu air bukanlah dari jenis tanaman kelompok bambu, melainkan paku-pakuan. Secara morfologi, bentuk yang menyerupai bambu, dengan batang yang beruas-ruas , tinggi hingga sampai 3 m, diameter sekitar 2 mm, serta mempunyai rongga di dalam batangnya. Beberapa dari mereka memiliki tingkat warna yang lebih cerah daripada bambu pada umumnya.
Lantas, Apa Saja Manfaat Tumbuhan Paku?
Tumbuhan Paku Menyerap Polusi Udara © pixabay
Setiap makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang tercipta secara tidak langsung membawa kebermanfaatan untuk manusia. Tumbuhan paku turut berperan dalam menyeimbangkan ekosistem lingkungan hutan maupun perairan. Contohnya adalah paku pedang yang berperan penting dalam menetralkan udara yang semula mengandung zat-zat karsinogen seperti monoksida dan karbon dioksida berubah menjadi oksigen (CO2).
Di sisi lain, bambu air dan paku tanduk rusa nyatanya lebih dipergunakan sebagai bahan penghias rumah atau taman untuk meningkatkan visibilitas dan estetika hunian pada umumnya.
Nah, itulah ulasan lengkap mengenai tumbuhan paku. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar