Hukum Pemantulan Cahaya: Pengertian, Jenis & Rumusnya

Pernah nggak sih kalian memperhatikan kenapa terjadi pantulan cahaya ketika senter diarahkan ke dinding? Sementara itu, ketika cahaya masuk ke dalam air, maka akan mengalami bias? Nah, kalian akan mengetahui sebab peristiwa tersebut ketika memahami hukum pemantulan cahaya.

Daripada penasaran, yuk simak penjelasan di bawah ini!

Pengertian Pemantulan Cahaya

Sebelum mengenal hukum pemantulan cahaya, mari pahami dahulu definisi pemantuan cahaya. Peristiwa pemantulan cahaya pertama kali diamati oleh seorang matematikawan berkebangsaan Belanda yang bernama Willebrord Snellius. Beliau berhasil mencetuskan Hukum Snellius. 

Pemantulan cahaya merupakan suatu proses terpancarnya berkas cahaya yang mengenai permukaan benda. Melansir sampoernaacademy.sch.id, sifat-sifat pemantulan cahaya antara lain dapat dipantulkan, tidak memerlukan medium untuk merambat karena cahaya dapat mengisi ruang hampa. 

Di sisi lain, cahaya adalah sebuah gelombang elektromagnetik yang bisa terlihat oleh mata telanjang, karena berada pada gelombang 380-750 nm. Ia disebut sebagai gelombang karena mempunyai sifat yang sama seperti gelombang. 

Baca Juga: Efek Fotolistrik: Pengertian, Proses, Faktor & Penerapannya

Hukum Pemantulan Cahaya

Elemen penting dari hukum ini ada tiga, sehingga bunyi hukum pemantulan cahaya meliputi:

1. Sinar, garis normal, dan garis normal terletak pada satu bidang dan berpotongan di satu titik pada bidang sisi.
2. Sudut yang terbentuk antara sinar pantul dan garis pantul sama besarnya dengan sudut sinar datang dan garis normal
3. Garis normal yaitu  garis yang tegak lurus bidang datar.

Macam-Macam Pemantulan Cahaya

 Selanjutnya ada jenis-jenis pemantulan cahaya yang perlu kalian ketahui, antara lain:

Pemantulan Teratur (Specular Reflection)

Jenis pemantulan cahaya yang pertama adalah specular reflection atau pemantulan teratur. Mengapa demikian? Hayo ada yang tahu?  Hal itu disebabkan karena berkas cahaya yang datang ke permukaan rata dan dipantulkan ke satu arah.  

Jika benda-benda dalam kondisi tenang seperti cermin datar, air tenang disinari oleh sinar buatan atau alami maka sinar tersebut akan terpantul dengan arah yang sama dan nampak berkilau. Tentu saja pemantulan ini memenuhi syarat-syarat dari hukum pemantulan cahaya.

Pemantulan Baur (Diffuse Reflection)

Jenis pemantulan cahaya ini berbeda dari sebelumnya ya guys. Pemantulan cahaya baur ini akan mengarah ke segala arah karena berkas sinar tersebut jatuh di atas permukaan bergelombang atau tidak rata. 

Contohnya adalah pemantulan cahaya pada kayu kasar, tanah , dan benda-beda lain dengan permukaan rata. Wah, jadi pemantulan baur tidak memenuhi hukum pemantulan cahaya dong? Tetap memenuhi persyaratan ya guys. Apabila kita tarik garis normal pada sebuah bidang, maka besar sudut sinar datang dan sinar pantul tetap sama.

Rumus Pemantulan Cahaya

Selanjutnya, pada bagian ini kalian akan mengetahui bagaimana cara menghitung rumus-rumus pemantulan cahaya dengan benar.

Rumus Jumlah Bayangan

n = (3600/α)-1

Keterangan:

n = banyak jumlah bayangan (buah)

α = sudut antara dua cermin (derajat)

Rumus Pemantulan Cahaya

θi = θr

Ii sin θi = Ir sin θr

Keterangan:

θi = sudut datang (derajat) 

θr = sudut pantul (derajat)

Ii = sinar datang

Ir = sinar pantul

Rumus Indeks Bias

n1 sin θi = n2 sin θr

n1 dan n2 = indek bias

Baca Juga: Apa Itu Gelombang Elektromagnetik? Yuk, Pelajari di Sini!

Kesimpulan

Nah, itulah macam-macam pembahasan tentang hukum pemantulan cahaya dan lainnya. Ia terbagi menjadi dua jenis yaitu pemantulan cahaya teratur dan baur. Perbedaan yang mendasar adalah objek yang dikenai oleh pantulan cahaya. Sebenarnya, materi ini tidak terlalu sulit bukan? Kalian juga bisa melihat perbedaan pantulan cahaya yang terjadi di sekitar kalian, lho. Contohnya, ketika kalian berjalan-jalan di tepi sungai yang tenang, maka sinar matahari akan terlihat mengkilap di atas air dan sebaliknya.